Kamis, 02 Juni 2016

. PENGOPERASIAN GARDU  DISTRIBUSI


4.1.  PENGERTIAN
Adalah segala kegiatan yang mencakup pengaturan, pembagian, pemindahan, dan penyaluran tenaga listrik kepada konsumen secepat  mungkin serta menjamin kelangsungan penyaluran / pelayanan.

4.2.  TOLOK UKUR KINERJA PENGOPERASIAN GARDU DISTRIBUSI
Sebagai tolok ukur atas keberhasilan pada pengoperasian dapat dilihat dari beberapa parameter, yaitu :

4.2.1. Mutu Listrik Harus Terjaga
Ada 2 ( dua ) hal yang menyatan yang menjadi ukuran mutu listrik yaitu : tegangan dan frekwensi.
Tegangan  pelayanan ditentukan oleh :
·         Batasan toleransi tegangan, pada konsumen TM  adalah  ± 5 % , sedangkan pada konsumen TR maksimum + 5 % dan minimum – 10 %.
·         Keseimbangan tegangan pada setiap titik sambungan
·         Kedip akibat pembebanan sekecil mungkin
·         Hilang tegangan sejenak akibat manuver secepat mungkin

Frekuensi
·         Batas toleransi frekuensi adalah ± 1 %  dari frekuensi standar 50 Hz

Faktor yang membuat baik-tidaknya mutu listrik tersebut dari sisi distribusi adalah faktor pembebanan pada sistem distribusi yaitu pembebanan yang tidak stabil oleh karena pengoperasian normal atau karena  lebih banyak akibat gangguan pada  suplai dari GI dan penyulang.



4.2.2.  Keandalan Penyaluran Tenaga Listrik Tinggi
Sebagai indikator penyaluran adalah angka lama dan atau seringnya pemadaman pada pelanggan yang disebut dengan angka SAIDI  dan SAIFI.
Angka lama padam : SAIDI  (system average interuption duration index)

                        lama padam x jumlah pelanggan padam
SAIDI = -------------------------------------------------------  = … menit  / pelanggan . tahun  
                                    jumlah pelanggan x 1 tahun

Atau,

                          lama padam x daya tidak tersalurkan
SAIDI  = --------------------------------------------------- = …….menit / pelanggan  . tahun
                                                daya total x 1 tahun

Angka  sering   padam  :  SAIFI   (system  average  interuption frequency   index)

                         seringnya padam x pelanggan padam
SAIFI  = ------------------------------------------------- = ……… kali /  pelanggan . tahun
                                      jumlah pelanggan x 1 tahun

PLN berkeinginan untuk mewujudkan perusahan dengan tingkat kelas dunia, yaitu dengan angka SAIDI 100 menit / pelanggan / tahun dan SAIFI  3 kali / pelanggan / tahun.
Beberapa faktor  yang  mempengaruhi nilai SAIDI dan SAIFI dari sisi dstribusi adalah :
a.       Konfigurasi jaringan  yang berkaitan dengan manuver
b.       Kondisi jaringan  yang rentan terhadap gangguan  dari dalam sistem maupun dari luar sistem 
c.       Cara pengoperasian yang  tidak memperhatikan kemampuan peralatan maupun kemampuan pasokan daya.
Menurunkan angka SAIDI dan SAIFI dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
·         Meningkatkan kualitas konfigurasi jaringan
·         Meningkatkan pasokan tenaga listrik alternatif
·         Meningkatkan kualitas pemeliharaan
·         Meningkatkan pengetahuan & ketrampilan petugas
·         Menyiapkan jumlah petugas dengan perbandingan yangmemadai dengan jumlah pelanggan
·         Menggunakan material sesuai standar
·         Mengidentifikasi peralatan yang sering rusak
·         Meningkatkan kualitas teknik informasi pelanggan
·         Memutakhirkan data teknik jaringan

4.2.3.  Keamanan dan Keselamatan Terjamin
Sebagai indikator adalah jumlah angka kecelakaan akibat listrik pada personil dan kerusakan pada instalasi / peralatan serta lingkungan
Meningkatkan keamanan dan keselamatan
·         Kondisi instalasi memenuhi persyaratan
·         Sistem proteksi berfungsi dengan baik
·         Pemeliharaan instalasi sesuai jadual
·         Alat kerja dan peralatan keselamatan kerja memenuhi syarat
·         Koordinasi kerja baik
·         Sikap dan cara kerja memperhatikan aturan K3 / K2
·         Menginformasikan kepada masyarakat tentang bahaya listrik dan menghindarinya

4.2.4.  Biaya Pengoperasian Efisien
Sebagai indikator adalah angka susut jaringan, yaitu selisih antara energi yang dikeluarkan oleh gardu / pembangkit dengan energi yang digunakan oleh pelanggan.
Penyebab susut jaringan :
·         Pencurian listrik
·         Kesalahan alat ukur
·         Kesalahan rasio CT
·         Kesalahan ukuran penghantar
·         Jaringan terlalu panjang
·         Faktor daya rendah
·         Kualitas konektor dan pemasangannya jelek

4.2.5. Mempertahankan kepuasan pelanggan
Mempertahankan kepuasan pelanggan dapat terjadi bila kebutuhan akan listrik oleh konsumen baik  kwantitas, kualitas dan kontinyuitas  pelayanan terpenuhi, untuk itu hal yang perlu dilakukan adalah :
·         Pengendalian tegangan, yaitu mengadakan pengaturan  mulai dari tingkat suplai sampai ke titik ujung tegangan pada batas toleransi yang diijinkan.
·         Pengendalian beban, yaitu membatasi pembebanan sesuai kemampuan  sumber pasokan tenaga listrik, maupun peralatan  dan material jaringan .

4.3.  FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANGSUNGAN PELAYANAN
Ada 2 ( dua ) faktor yang mempengaruhi kelangsungan pelayanan,yaitu  dari faktor  ketersediaan pasokan energi dari pembangkit sampai gardu induk dan faktor dari sisi distribusi sendiri sebagai akibat dari :
·         Adanya pekerjaan jaringan
·         Kecepatan mengisolasi gangguan dan manuver beban
·         Ketahanan peralatan terhadap gangguan tegangan lebih, hubung singkat, pembebanan

4.4.  PERSYARATAN OPERASI GARDU DISTRIBUSI
§   Memeriksa kerja mekanis peralatan hubung dalam keadaan baik
§   Menguji tahanan isolasi peralatan hubung sesuai dengan ketentuan
§   Menguji tahanan kontak peralatan hubung  ( kubikel nilainya maksimal 200 micro-ohm ) .
§   Menguji tahanan pentanahan, body trafo, body  kubikel, kerangka PHB- TR, Rak Rel TM, Rak Kabel dan pintu gardu  nilainya  maksimal 1,7 ohm
§   Menguji tahanan pembumian netral TR, nilainya maksimal 5 ohm
§   Menguji tahanan isolasi  trafo .
Rumus nilai tahanan isolasi belitan pd suhu  = t  ˚ Celsius.
                                              C    x     E
Ris pada suhu t ° C    ≥      -------------------      ……………….MΩ
                                         ( √   KVA)  x ks

C      =  Faktor belitan yang terendam isolasi minyak = 0,8
E       =  Tegangan Tertinggi ………. VOLT
KVA       =  Daya Trafo  …………… KVA.
ks                 =  Faktor koreksi suhu belitan.      
                                                           
Faktor Koreksi Suhu Belitan  ( ks )
Suhu belitan ( ° C )
Faktor koreksi
0
5
10
15
20
30
40
50
0,25
0,36
0,50
0,72
1,0
1,98
3,95
7,85

§   Memeriksa nilai arus nominal Fuse sisi tegangan menengah dan sisi tegangan rendah sesuai dengan ketentuan perusahaan.
Rekomendasi pemilihan arus pengenal pelebur 24kv jenis letupan
(Publikasi IEC 282-2 (1970) / nema) di sisi primer berikut pelebur jenis pembatas arus Publikasi IEC 269-2 (1973) di sisi sekunder (230/400 v) yang merupakan pasangan yang diselaraskan sebagai pengaman  trafo distribusi.










 

























Catatan :  pemilihan nilai maksimum pelebur sekunder perlu di koordinasikan dengan nilai maksimum pelebur primer
                   *) diperoleh dengan pelebur paralel.

Arus pengenal pelebur jenis pembatasan arus menurut berbagai merek dan buatan untuk pengaman berbagai daya pengenal trafo dapat dilihat pada tabel.
Rekomendasi pemilihan arus pengenal anak pelebur 24 kv, jenis pembatasan arus, rujukan plubikasi IEC 282-1(1974), VDE dan UTE (Perancis) di sisi primer 20 kV, berikut pelebur jenis pembatasan arus rujukan IEC 269-2 (1973) di sisi sekunder (230/400 V) yang diselaraskan sebagai pengaman trafo distribusi.


 



















Catatan :  pemilihan nilai maksimum pelebur sekunder perlu di kombinasikan dengan nilai maksium pelebur primer
*) diperoleh dengan pelebur paralel.
















4.5. PROSEDUR TEKNIS PENGOPERASIAN PERALATAN  PADA GARDU DISTRIBUSI
4.5.1.   Pengoperasian Gardu Distribusi Pasangan Luar


a.  Persiapan Pengoperasian
·         Membaca dan memahami prinsip kerja gardu distribusi dan sistem JTM
·         Mampu berkomunikasi dengan pengatur / posko untuk pengoperasian instalasi Gardu Distribusi
·         Menyusun rencana kerja yang berisi langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan
·         Menyiapkan alat kerja, alat K3 / K2 dan alat bantu yang diperlukan dan dalam kondisi siap pakai dan aman
·         Memeriksa hasil ukur atau mengukur indikator kondisi peralatan instalasi gardu :
-          Tahanan isolasi trafo sesuai ketentuan
-          Nilai fuse link sesuai dengan kapasitas trafo
-          Nilai NH fuse sesuai dengan ukuran kabel dan kapasitas trafo
-          Tahanan pembumian kerangka peralatan/ konstruksi instalasi gardu sesuai ketentuan
·         Menghubungi pihak-pihak yang berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan secara efektip dengan pihak-pihak terkait
·         Memastikan bahwa surat perintah kerja dapat dilaksanakan sesuai SOP
·         Memahami dan dapat melaksanakan prosedur dan peraturan K3 / K2

b.   Prosedur Pengoperasikan Gardu
·         Periksa keadaan di sekitar trafo dan yakinkan trafo aman dioperasikan
·         Laporkan kepada pihak yang yang berwenang bahwa pengoperasian siap dilaksanakan , tunggu sampai jawaban izin pengoperasian keluar
·         Masukkan FCO
·         Periksa urutan fasa
·         Ukur tegangan sisi TR, pastikan bahwa penyetelan sadapan trafo sudah benar
·         Operasikan saluran jurusan dengan cara :
-          Untuk pelanggan umum : masukkan saklar utama, menyusul kemudian NH fuse satu persatu sambil di test kemungkinan adanya hubung singkat pada saluraan jurusan
-          Untuk palanggan industri : masukkan seluruh nh fuse, menyusul kemudian saklar utama

c.   Prosedur Pemadaman Untuk Pemeliharaan
·         Kurangi beban trafo, caranya :        
-          Untuk pelanggan umum dan beban kecil, maka bukalah satu persatu nh fuse, kemudian bukalah saklar masuk
-          Untuk pelaggan industri, bukalah saklar utama, kemudian bukalah seluruh NH fuse
·         Buka FCO
·         Hubungkan kabel pentanahan yang sudah dihubungkan ke elektrode pentanahan dimulai dari ke empat bushing trafo sisi tegangan rendah, lalu ketiga bushing trafo sisi tegangan menengah
·         Buka kabel / kawat yang terhubung pada terminal / bushing sisi TR dan TM.
·         Kabel / kawat yang sudah terlepas hubungkan jadi satu dan tersambung pada kabel pentanahan
·         Lakukan pemeliharaan gardu

d.   Prosedur Pengoperasian Kembali Sesudah Pemeliharaan
·         Pasang kembali kabel / kawat pada terminal/bushing sisi TR maupun TM
·         Lepaskan kawat pentanahan
·         Periksa keadaan di sekitar trafo dan yakinkan trafo aman dioperasikan
·         Laporkan kepada pihak yang yang berwenang untuk pengoperasian kembali, sampai jawaban izin pengoperasian keluar
·         Masukkan FCO
·         Ukur tegangan sisi TR, pastikan bahwa penyetelan sadapan trafo sudah benar
·         Operasikan saluran jurusan dengan cara :
-          Untuk pelanggan umum : masukkan saklar utama, menyusul kemudian NH fuse satu persatu sambil di test kemungkinan adanya hubung singkat pada saluraan jurusan
-          Untuk palanggan industri : masukkan seluruh nh fuse, menyusul kemudian saklar utama
·         Melaporkan pada pengatur, kejadian yang diakibatkan pengoperasian tersebut
·         Membuat berita acara serah terima operasi yang berisi antara lain :
-          Kondisi peralatan
-          Posisi peralatan hubung
-          Temuan-temuan kelainan operasi
·         Membuat laporan pengoperasian

e.  Peralatan Kerja, Peralatan Ukur, Alat Pelindung Diri Yang Dibutuhkan :
·         Single line diagram
·         Tangga
·         Helm
·         Sabuk Pengaman
·         Sepatu Isolasi 20 KV
·         Sarung tangan Isolasi
·         Tongkat / stock FCO
·         Grounding Aparatus
·         Tool Kit
·         Megger 1.000 – 5.000/10.000V
·         Fuse holder / fuse puller
·         AVO meter
·         Phase squence indicator
·         Handy-talk

4.5.2.   Pengoperasian Gardu Distribusi Pasangan Dalam


a.   Persiapan Pengoperasian
1.    Membaca dan memahami prinsip kerja Gardu distribusi pasangan dalam dan sistem JTM
2.    Berkomunikasi dengan pengatur / posko untuk pengoperasian instalasi Gardu Distribusi
3.    Menyusun rencana kerja yang berisi langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan
4.    Menyiapkan alat kerja, alat K3 / K2 dan alat bantu yang diperlukan dan dalam kondisi siap pakai dan aman
5.    Memeriksa hasil ukur atau mengukur indikator kondisi peralatan instalasi gardu :
-          Tahanan isolasi trafo sesuai ketentuan
-          Nilai MV Fuse  sesuai dengan kapasitas trafo
-          Nilai NH fuse sesuai dengan ukuran kabel dan kapasitas trafo
-          Tahanan isolasi, tahanan kontak kubikel sesuai ketentuan
-          Tahanan pembumian kerangka peralatan/ konstruksi instalasi gardu sesuai ketentuan
6.    Menghubungi pihak-pihak yang berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan secara efektip dengan pihak-pihak terkait
7.    Memastikan bahwa surat perintah kerja dapat dilaksanakan sesuai SOP
8.    Memahami dan dapat melaksanakan prosedur dan peraturan K3 / K2

b.   Prosedur Pengoperasian Gardu
1.    Periksa keadaan disekitar gardu dan yakinkan  aman untuk dioperasikan
2.    Laporkan kepada pihak yang berwenang untuk pengoperasian gardu dan tunggu  izin pengoperasian keluar
3.    Masukkan PMB 1, periksa adanya kelainan, lanjutkan pengoperasian bila tidak ada kelainan
4.    Masukkan PMB 2, periksa adanya kelainan, lanjutkan pengoperasian bila tidak ada kelainan
5.    Masukkan PMB 3, periksa adanya kelainan, lanjutkan pengoperasian bila tidak ada kelainan
6.    Periksa urutan fasa keluaran trafo
7.    Ukur tegangan sisi TR, pastikan bahwa penyetelan sadapan trafo sudah benar
8.    Operasikan saluran jurusan dengan cara :
-          Untuk pelanggan umum, masukkan saklar utama menyusul kemudian nh fuse satu persatu sambil di test kemungkinan adanya hubung singkat pada saluran jurusan
-          Untuk pelanggan industri masukkan saluran nh fuse, menyusul kemudian saklat utama




c.   Prosedur Pemadaman Untuk Pemeliharaan
1.      Buka pemutus beban ( PMB ) 3
2.      Masukkan pemisah bumi (PMS ) 3
3.      Buka seluruh NH fuse
4.      Lakukan pemeliharaan
5.      Lakukan pemeliharaan gardu

d.   Prosedur Pengoperasian Kembali Sesudah Pemeliharaan
1.    Periksa keadaan disekitar gardu dan yakinkan  aman untuk dioperasikan
2.    Laporkan kepada pihak yang berwenang untuk pengoperasian kembali, sampai jawaban izin pengoperasian keluar
3.    Lepaskan PMS bumi (PMS) 3
4.    Masukkan PMB 3
5.    Ukur tegangan sisi TR, pastikan bahwa penyetelan sadapan trafo sudah benar
6.    Operasikan saluran jurusan dengan cara :
-          Untuk pelanggan umum, masukkan saklar utama menyusul kemudian nh fuse satu persatu sambil di test kemungkinan adanya hubung singkat pada saluran jurusan
-          Untuk pelanggan industri masukkan saluran nh fuse, menyusul kemudian saklat utama
7.    Melaporkan pada pengatur, kejadian yang diakibatkan pengoperasian tersebut
8.    Membuat berita acara serah terima operasi yang berisi antara lain :
-          Kondisi peralatan
-          Posisi peralatan hubung
-          Temuan-temuan kelainan operasi
-          Membuat laporan pengoperasian

e.   Peralatan Kerja Yang Dibutuhkan
1.    Single line diagram
2.    Handle / tuas kubikel
3.    Tool Set 
4.    Multi meter   
5.    Phase squence indicator
6.    HT
7.    Sepatu Isolasi 20 KV
8.    Sarung tangan Isolasi
9.    AVO meter
10.  Fuse holder / fuse puller

4.6.  OPTIMASI PEMBEBANAN TRAFO
Seperti kita ketahui fluktuasi beban di indonesia secara umum sangat tajam perbedaan antara beban puncak dan di luar beban puncak. Hal ini bila ditinjau dari segi efisien trafo menjadi kurang baik terutama pada beban yang sangat rendahnya selanjutnya bila penyediaan kapasitas trafo didasarkan pada beban (beban puncak) bila dikaitkan pada segi ekonomi, menjadi kurang efisien. Sebab bisa jadi hanya untuk memikul beban yang rendah dilayani oleh trafo dengan kapasitas yang besar.
Untuk pemecahan masalah diatas, sebenarnya trafo dapat  dibebani melebihi daya pengenalnya pada suhu sekitar trafo tersebut pada nilai tertentu tetapi harus dibatasi oleh lamanya pembebanan lebih, agar susut umur trafo sesuai dengan yang direncanakan. Susut trafo sangat dipengaruhi oleh suhu titik panas pada lilitan.

TABEL. Susut umur sebagai fungsi dari suhu titik panas lilitan  sc  ( °C )
 














Trafo dengan susut umur sama dengan 1,0 berarti trafo tersebut akan mempunyai susut umur normal, dan itu terjadi bila suatu suhu titik panas pada lilitan mencapai 98 °C.. Suhu tersebut tercapai untuk trafo yang bekerja pada daya pengenal dengan suhu sekitar 20°C.. Pada umumnya suhu sekitar  di indonesia terutama di kota-kota besar suhu sekitar rata-rata tahunan sekitar 25,5°C. dan mengingat sifat beban di indonesia, maka dimungkinkan trafo dapat dipakai sampai batas waktu yang direncanakan pabriknya.
Dari tabel susut umur diatas dapat dihitung umur trafo:
Contoh 1. Trafo dibebani 10 jam pada sc = 104°C dan 14 jam pada sc = 86°C.
susut umurnya = ( 10 x 2) + (14 x 0,25) = 23,5 jam umur selama 24 jam.
 karena kurang dari 24 jam, trafo tidak mengalami kenaikan susut umur,    sehingga  umurnya tetap sama dengan desain.

Contoh 2. Trafo dibebani 12 jam pada oc = 104°C & 12 jam pada sc = 98 0c. Susut umurnya = (12x2) + (12x1) = 36 jam umur       selama 24 jam. Susut umur = 1,5 susut umur normal, sehingga umur trafo = 2/3 x umur desain.

Contoh 3 : Trafo dibebani 4 jam pada sc = 110 °C ( pada beban puncak) dan 20 jam pada sc = 90°C. Susut umurnya = (4 x 4) + (20 x 0,4) = 24 jam umur selama 24 jam, berarti susut umur normal.

Dari contoh 3 bisa digambarkan seperti pada umumnya pembebanan trafo untuk konsumen umum di Indonesia, dimana beban puncak terjadi pada malam hari yaitu antara jam 18.00 s.d. 22.00. 
Sebagai  pedoman pembebanan trafo untuk keperluan tertentu, dan dengan beban yang melebihi daya pengenalnya, waktu lamanya pembebanan  tersebut dapat dilihat pada  tabel dibawah ini :








TRANSFORMATOR ONAN DAN ONAF : s A = 24 OC
Nilai – Nilai K2 Untuk Nilai-Nilai K1 Dan T Yang Ditentukan
 













Description: GAMBAR0015
CATATAN : dalam tugas siklis normal nilai k2 tidak lebih dari 1.5. Nilai-nilai k2 yang lebih besar dari 1.5, terlukis dengan garis-putus-putus, dipakai untuk tugas darurat. Tanda + menunjukan bahwa k2 lebih  tinggi dari 2.0.
TRANSFORMATOR ONAN DAN ONAF : s A = 27 OC
NILAI – NILAI K2 UNTUK NILAI-NILAI K1 DAN T YANG DITENTUKAN

 













Description: GAMBAR0016

















CATATAN : dalam tugas siklis normal nilai k2 tidak lebih dari 1.5. Nilai-nilai k2 yang lebih besar dari 1.5, terlukis dengan garis-putus-putus, dipakai untuk tugas darurat. menunjukan bahwa k2 lebih  tinggi dari 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar